Green News

Friday, August 31, 2012

QUOTES FOR THE EARTH


..QUOTES FOR THE EARTH..

"Go through these beautiful Earth Day Quotes and rise to do your bit for the planet. "
Save our Earth and Earth will save us..


"be mindful of and sensitive to the natural environment in your daily life"

"There are no passengers on Spaceship Earth. We are all crew."
Marshall McLuhan, 1964
 

"Earth provides enough to satisfy every man's need, but not every man's greed."
Mahatma Gandhi


 "For 200 years we've been conquering Nature. Now we're beating it to death."
Tom McMillan, quoted in Francesca Lyman, The Greenhouse Trap, 1990


 "I'm not an environmentalist. I'm an Earth warrior."
Darryl Cherney, quoted in Smithsonian, April 1990
 

"There's so much pollution in the air now that if it weren't for our lungs there'd be no place to put it all. "
Robert Orben
 

"Man must feel the earth to know himself and recognize his values.... God made life simple. It is man who complicates it."
Charles A. Lindbergh, Reader's Digest, July 1972


"... do something. Pay your rent for the privilege of living on this beautiful, blue-green, living Earth."
Dave Foreman


"What is the use of a house if you haven't got a tolerable planet to put it on?"
Henry David Thoreau


"Until a man duplicates a blade of grass, Nature can laugh at his so-called scientific knowledge. Remedies from chemicals will never stand in favorable comparison with the products of Nature, the living cell of a plant, the final result of the rays of the sun, the mother of all life."
Thomas Alva Edison


"A green, renewable energy economy isn't some pie-in-the-sky, far-off future – it is now. It is creating jobs – now. It is providing cheap alternatives to $140-per-barrel oil – now. And it can create millions of additional jobs, an entire new industry, if we act – now."
Barack Obama
US President


"Only when I saw the Earth from space, in all its ineffable beauty and fragility, did I realize that humankind's most urgent task is to cherish and preserve it for future generations."
Sigmund Jahn
German Cosmonaut


“Only when the last tree has been cut down,
Only when the last river has been poisoned,
Only when the last fish has been caught,
Only then will you find that money cannot be eaten.”
Cree Indian Prophecy


"In Mexico City, Tehran, Kolkata, Bangkok, Shanghai, and hundreds of other cities, the air is no longer safe to breathe. In some cities, the air is so polluted that breathing is equivalent to smoking two packs of cigarettes per day."
Lester Brown
Author of Plan B 4: Mobilizing to Save Civilization


"In the long term, economic sustainability depends on ecological sustainability."
America's Living Oceans
Pew Oceans Report, 2003


"In the next 24 hours, deforestation will release as much CO2 into the atmosphere as 8 million people flying from London to New York. Stopping the loggers is the fastest and cheapest solution to climate change."
Daniel Howden
Writing in ‘The Independent'


“Thank God men cannot fly, and lay waste the sky as well as the earth.”
Henry David Thoreau


"We are living on this planet as if we had another one to go to."
Terri Sweringen


"When we tug at a single thing in nature, we find it attached to the rest of the world."
John Muir


"You can tell how high a society is by how much of its garbage is recycled."
Tahanie


"We are seeing the birth of a new perspective of the world, where ecology and economics are two sides of the same coin."
Leif Johansson


"If you want to see an endangered species, get up and look in the mirror."
John Young, former Apollo Astronaut
                

"If we could shrink the earth's population to a village of precisely 100 people, with all the existing human ratios remaining the same, it would look something like the following."

There would be:

57 Asians
21 Europeans
14 from the Western Hemisphere, both north and south
8 Africans
52 would be female
48 would be male

70 would be non-white
30 would be white
70 would be non-Christian
30 would be Christian
89 would be heterosexual
11 would be homosexual
6 people would possess 59% of the entire world's wealth and all 6 would be from the United States.
80 would live in substandard housing
70 would be unable to read
50 would suffer from malnutrition
1 would be near death; 1 would be near birth
1 (yes, only 1) would have a college education
1 would own a computer

“There are two posible routes to affluence. Either produce much, or desire little."

"The only countries that are going to do well in the future are those that win the green race."
Kumi Naidoo, Executive Director of Greenpeace International
 

Thursday, August 30, 2012

BIODIESEL


BIODIESEL

merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran mono--alkyl ester dari rantai panjang asam lemak, yang dipakai sebagai alternatif bagi bahan bakar dari mesin diesel dan terbuat dari sumber terbaharui seperti minyak sayur atau lemak hewan.
Sebuah proses dari transesterifikasi lipid digunakan untuk mengubah minyak dasar menjadi ester yang diinginkan dan membuang asam lemak bebas. Setelah melewati proses ini, tidak seperti minyak sayur langsung, biodiesel memiliki sifat pembakaran yang mirip dengan diesel (solar) dari minyak bumi, dan dapat menggantikannya dalam banyak kasus. Namun, dia lebih sering digunakan sebagai penambah untuk diesel petroleum, meningkatkan bahan bakar diesel petrol murni ultra rendah belerang yang rendah pelumas.
Biodiesel merupakan kandidat yang paling baik untuk menggantikan bahan bakar fosil sebagai sumber energi transportasi utama dunia, karena biodiesel merupakan bahan bakar terbaharui yang dapat menggantikan diesel petrol di mesin sekarang ini dan dapat diangkut dan dijual dengan menggunakan infrastruktur zaman sekarang.
Penggunaan dan produksi biodiesel meningkat dengan cepat, terutama di Eropa, Amerika Serikat, dan Asia, meskipun dalam pasar masih sebagian kecil saja dari penjualan bahan bakar. Pertumbuhan SPBU membuat semakin banyaknya penyediaan biodiesel kepada konsumen dan juga pertumbuhan kendaraan yang menggunakan biodiesel sebagai bahan bakar. Walaupun diesel merupakan bagian dari namanya, biodiesel tidak mengandung petroleum atau fossil fuels lainnya. Biofuel ini adalah non petroleum atau non-fossil fuel.

Latar Belakang Kebutuhan Biodiesel di Indonesia:

Bahan bakar mesin diesel yang berupa ester metil/etil asam-asam lemak. Dibuat dari minyak-lemak nabati dengan proses metanolisis/etanolisis. Produk-ikutan: gliserin. Atau dari asam lemak (bebas) dengan proses esterifi-kasi dgn metanol/etanol. Produk-ikutan : air Kompatibel dengan solar, berdaya lumas lebih baik. Berkadar belerang hampir nihil,umumnya < 15 ppm. BXX = camp. XX %-vol biodiesel dengan (100 – XX) %-vol solar. Contoh: B5, B20, B100. Sudah efektif memperbaiki kualitas emisi kendaraan diesel pada level B2 !.

Keuntungan Pemakaian Biodiesel

1. Dihasilkan dari sumber daya energi terbarukan dan ketersediaan bahan bakunya terjamin
2. Cetane number tinggi (bilangan yang menunjukkan ukuran baik tidaknya kualitas solar berdasar sifat kecepatan bakar dalam ruang bakar mesin)
3. Viskositas tinggi sehingga mempunyai sifat pelumasan yang lebih baik daripada solar sehingga memperpanjang umur pakai mesin
4.  Dapat diproduksi secara lokal
5.  Mempunyai kandungan sulfur yang rendah
6.  Menurunkan tingkat opasiti asap
7.  Menurunkan emisi gas buang
8.  Pencampuran biodiesel dengan petroleum diesel dapat meningkatkan biodegradibility petroleum diesel sampai 500 %

Bahan Baku Biodiesel

Minyak nabati sebagai sumber utama biodiesel dapat dipenuhi oleh berbagai macam jenis tumbuhan tergantung pada sumberdaya utama yang banyak terdapat di suatu tempat/negara. Indonesia mempunyai banyak sumber daya untuk bahan baku biodiesel.
Beberapa sumber minyak nabati yang potensial sebagai bahan baku Biodiesel. 
Nama Lokal
Nama Latin
Sumber Minyak
Isi
% Berat Kering
P / NP
Jarak Pagar
Jatropha Curcas
Inti biji
40-60
NP
Jarak Kaliki
Riccinus Communis
Biji
45-50
NP
Kacang Suuk
Arachis Hypogea
Biji
35-55
P
Kapok / Randu
Ceiba Pantandra
Biji
24-40
NP
Karet
Hevea Brasiliensis
Biji
40-50
P
Kecipir
Psophocarpus Tetrag
Biji
15-20
P
Kelapa
Cocos Nucifera
Inti biji
60-70
P
Kelor
Moringa Oleifera
Biji
30-49
P
Kemiri
Aleurites Moluccana
Inti biji
57-69
NP
Kusambi
Sleichera Trijuga
Sabut
55-70
NP
Nimba
Azadiruchta Indica
Inti biji
40-50
NP
Saga Utan
Adenanthera Pavonina
Inti biji
14-28
P
Sawit
Elais Suincencis
Sabut dan biji
45-70 + 46-54
P
Nyamplung
Callophyllum Lanceatum
Inti biji
40-73
P
Randu Alas
Bombax Malabaricum
Biji
18-26
NP
Sirsak
Annona Muricata
Inti biji
20-30
NP
Srikaya
Annona Squosa
Biji
15-20
NP


Beberapa Tipe Biodiesel

Banyak macam biodiesel seperti diuraikan secara singkat dibawah, diproduksi diberbagai Negara, begantung pada jenis feedstock nya yang digunakan, antara lain :

1. COCONUT BIODIESEL
Coconut biodiesel adalah istilah pemasaran untuk biodiesel yang diproduksi dari coconut oil. Biodiesel ini biasanya digunakan di beberapa Negara di eropa, Thailand, Canada dan amerika serikat. Di Indonesia, tipe biodiesel ini belum banyak di produksi dan dikenal sebagai cocodiesel. Cocodiesel yang tidak melalui trans esterification bukanlah biodiesel. Istilah kimia yang biasa diguanakan untuk biodiesel terbuat dari coconut oil ini adalah coconut methyl ester yang biasa disingkat CME.

2. SOY DIESEL
Istilah pemasaran untuk biodiesel di amerika serikat yang diproduksi dari soy bean oil. Soybean oil or soy or soy oil adalah vegetable oil berwarna kuning muda yang diekstrak/dipres dari kacang kedelai (soybean/ soya bean). Soybean/ soya bean oil ini banyak diproduksi di amerika serikat dan mendomonasi sebagai suatu biodiesel feedstock. Istilah lain dari biodiesel feedstock. Istilah lain dari biodiesel ini adalah methyl soyate atau soy bean biodiesel atu soy biodiesel. Istilah kimia yang bia di gunakan sa digunakan untuk tipe biodiesel ini adalah soy menthyl esters yang juga biasa di singkat sebagai SME atau SOME atau soybean oil methyl esters (SME) atau soybean menthyl esters(SOME).

3. PALM BIODIESEL
Istilah pemasaran untuk biodiesel yang diproduksi dari palm oil. Saat ini, palm oil adalah vegetable oil yang amat berlimpah-limpah di asia tenggara. Istilah kimia yang biasa digunakan untuk palm fatty acid methyl ester atau palm oil menthyl ester. Biosolar yang dipasarkan pertamina adalah campuran dari palm diesel dan petrodiesel.

4. JATROPHA BIODIESEL
Istilah pemasaran untuk biodiesel yang diproduksi dari jatropha curcas oil atau jatropha oil. Jatropha methyl ester adalah istilah kimia untuk jatropha biodiesel.

5. RAPE/ RAPESEED BIODIESEL
Istilah pemasaran yang biasa digunakan untuk biodiesel yang terbuat dari rape/rapessed oil. Rape menthyl ester (RME) atau rapessed oil menthyl ester biasa disingkat sebagai RME adalah istilah kimia untuk rape/rapeseed biodiesel. Rape/rapeseed biodiesel adalah biodiesel yang paling umum digunakan di eropa. Scania telah menggunakan tipe biodiesel ini.

6. PEANUT BIODIESEL
Istilah pemasaran untuk biodiesel yang diproduksi dari peanut oil. Peanut methyl ester adalah istilah kimia untuk peanut biodiesel.

7. SUNFLOWER BIODIESEL
Istilah pemasaran untuk biodiesel yang diproduksi dari sunflower oil. Sunflower biodiesel banyak diproduksi di eropa selatan.

APLIKASI BIODIESEL
Pada environmental protection agency (EPA), biodiesel telah tercatat sebagai neat fuel. Demikian, biodiesel dapat digunakan sendirian pada diesel engines dalam bentuk murninya sebagai pengganti petrodiesel. Istilah biodiesel sendiri menunjukan bahan bakar murni sebelum dicampur dengan petrodiesel. Biodiesel juga tercatat sebagai fuel additive. Ia dapat dicampurkan pada petrodiesel dalam suatu ratio membentuk campuran yang disebut biodiesel blends atau bio blends.
Biodiesel blends di tunjukkan dengan huruf “B” dan diikuti dengan xx, dimana xx menunjukkan persentase kuantitas biodiesel yang terkandung dalam campuran bahan bakar. Beberapa biodiesel blend yang dikenal adalah B20, B5 dan B2. menurut U.S department of energy, lowlevel biodiesel blends atau low blend adalah blend 20% dan dibawahnya.
Penggunaan biodiesel blend mereduksi emisi carbon dioxide (CO2) dan pollutants yang dipancarkan ke atmosfir, dengan demikian mereduksi greenhouse gases dan polusi udara. Selain itu, penggunaan biodiesel blend akan meningkatkan lubricity dari petrodiesel dan mereduksi deposits dalam diesel engines.


Negara Penghasil Biodiesel

Saat ini, beberapa Negara telah diketahui berpotensi dalam produksi biodiesel, salah satunya adalah Indonesia. Negara-negara lainnnya adalah Malaysia, Argentina, USA, Brazil, Belanda, Jerman, Filipina, Belgia, dan Spanyol. Di antara kesepuluh Negara itu, Malaysia yang paling berpotensi dalam menghasilkan biodiesel, dan Indonesia menempati peringkat kedua.

Produksi Biodiesel 

Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk memroduksi biodiesel, diantaranya adalah Pirolisis, Dilusi dengan campuran Hidrokarbon, Mikroemulsi dan Transesterifikasi. Di antara keempat metode tersebut, transesterifikasi merupakan metode yang paling banyak digunakan dan dianggap sebagai metode terbaik dalam proses produksi biodiesel. Metode transesterifikasi tidak hanya sederhana tetapi juga lebih hemat dari segi biaya.
Transesterifikasi atau alkoholisis merupakan reaksi yang terjadi antara minyak (Trigliserida, Digliserida, Monogliserida) dengan alkohol dengan menggunakan katalis. Secara umum reaksi transesterifikasi dapat dituliskan sebagai berikut:

Reaksi Transesterifikasi Biodiesel
Reaksi Transesterifikasi dalam Produksi Biodiesel


Pada reaksi di atas dapat dilihat bahwa gliserol dihasilkan sebagai produk sampingan dari proses produksi biodiesel. Hal tersebut merupakan nilai tambah tersendiri, karena gliserol sendiri memiliki aplikasi yang luas, salah satunya di bidang kosmetika.
Jenis alkohol yang umumnya digunakan dalam reaksi trasesterifikasi biodiesel adalah methanol dan ethanol dengan alasan utama karena harganya yang murah dibandingkan dengan jenis alkohol yang lain, seperti propanol, isopropanol dan alkohol lainnya.
Sementara itu, katalis digunakan pada reaksi diatas dengan tujuan untuk meningkatkan kelarutan alkohol yang pada akhirnya akan meningkatkan kecepatan reaksi transesterifikasi. Ada beberapa jenis katalis yang digunakan dalam produksi biodiesel, yaitu katalis asam (asam sulfat, asam klorida, asam fosfat dan lain-lain), katalis basa atau alkali (Sodium Hidroksida, Sodium Bikarbonat, Kalium Hidroksida dan lain sebagainya), enzim, titanium silikat, zirconia, dan lain-lain.

Perusahaan Pengelola Biodiesel :

PT Bioenergi Pratama Jaya
[Jakarta,  Indonesia]
PT INDO BIOFUELS ENERGY
[Jakarta,  Indonesia]
CV.Artha Metro Oil  
[sidoarjo, Jawa Timur, Indonesia]  
PT Jedo Indonesia
[TANGERANG, Banten, Indonesia]
PT. Batak Hwan
[Jakarta,  Indonesia]
 PT. TOTAL GREEN ENERGY
[Jakarta,  Indonesia]  
PT. FILTER ELEMENT
[JAKARTA,  Indonesia]
PT Waterland Asia Bio Ventures
[Semarang, Jawa Tengah, Indonesia]  
PT.Aditya_ Putra_ Gemilang
[Bandung, Jawa Barat, Indonesia]  
Biodiesel
[Jakarta Utara, Jakarta, Indonesia]
Biodiesel Austindo
[Jakarta, Indonesia]  
PT. CROWN ENERGI PRATAMA
[karawang, Jawa Barat, Indonesia] 

APA ITU TEKNIK LINGKUNGAN ??


Apa Itu Teknik Lingkungan ?


Teknik Lingkungan merupakan salah satu cabang ilmu keteknikan yang memanfaatkan prinsip-prinsip dan praktek-praktek rekayasa serta manajemen untuk memelihara dan melindungi kesehatan dan keselamatan manusia, serta lingkungan yang terdiri dari air, tanah, udara, secara keseluruhan. Perekayasaan disini maksudnya adalah merekayasa alat-alat dan metoda yang digunakan untuk meminimalisir efek negatif limbah (baik dari industri maupun rumah tangga) terhadap lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat.

Ruang lingkup bidang ini adalah konservasi sumber daya air, pengelolaan lingkungan, pengelolaan kesehatan lingkungan, upaya pengendalian pencemaran, penyaluran limbah dan buangan, pengendalian pencemaran akibat limbah cair, gas dan lumpur dan pengelolaan kualitas perairan, tanah, atmosfer, serta pengendalian dan pengelolaan dampak lingkungan.

Apa yang Dipelajari di Teknik Lingkungan ?

Dalam Teknik Lingkungan ilmu yang dipelajari adalah ilmu yang berkaitan dengan bidang pengelolaan dan rekayasa lingkungan. Misalnya ilmu mengenai rekayasa air minum, rekayasa air buangan, Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), pengelolaan sampah, pencemaran lingkungan, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Selain itu, mahasiswa Teknik Lingkungan juga akan mendapatkan ilmu tentang pengelolaan kesehatan lingkungan yang mempelajari epidemiologi (ilmu yang mempelajari penyebaran penyakit), kesehatan dan keselamatan kerja, dan lain-lain.

Prospek Lulusan Teknik Lingkungan

Lulusan teknik lingkungan dapat bekerja di berbagai bidang,
seperti :

1. Instansi pemerintah (tim ahli lingkungan hidup di departemen teknis maupun non teknis seperti PU, ESDM, Depdagri, Kimpraswil, PDAM, BAPEDALDA, Departeman Kelautan dan Perikanan, Pertamina, Kementerian Lingkungan Hidup, Dept. Kesehatan, Dept. Pertanian, Dept. Perindustrian & Perdagangan, Dept. Kehutanan)

2. LSM/NGO Lingkungan Hidup (WWF, WHO, WALHI, Greenpeace, dll)

3. Industri (Pada bagian Safety Health & Environment (SHE) dalam sebuah industri, lulusan Teknik Lingkungan dibutuhkan terutama sebagai environmental engineer/manager, misalnya pada industri migas & pertambangan (Schlumberger, Total, Chevron, KPC), industri makanan dan minuman (Indofood, Ultrajaya), industri lainnya)

4. Konsultan (konsultan AMDAL, konsultan perancangan bangunan pengolah air minum dan air limbah, dll)

Tuesday, August 7, 2012

BIOETANOL


BIOETANOL

Sejarah
(Bio)Etanol telah digunakan manusia sejak zaman prasejarah sebagai bahan pemabuk dalam minuman beralkohol. Residu yang ditemukan pada peninggalan keramik yang berumur 9000 tahun dari China bagian utara menunjukkan bahwa minuman beralkohol telah digunakan oleh manusia prasejarah dari masa Neolitik.
Campuran dari (Bio)etanol yang mendekati kemrunian untuk pertama kali ditemukan oleh Kimiawan Muslim yang mengembangkan proses distilasi pada masa Kalifah Abbasid dengan peneliti yang terkenal waktu itu adalah Jabir ibn Hayyan (Geber), Al-Kindi (Alkindus) dan al-Razi (Rhazes). Catatan yang disusun oleh Jabir ibn Hayyan (721-815) menyebutkan bahwa uap dari wine yang mendidih mudah terbakar. Al-Kindi (801-873) dengan tegas menjelaskan tentang proses distilasi wine. Sedangkan (Bio)etanol absolut didapatkan pada tahun 1796 oleh Johann Tobias Lowitz, dengan menggunakan distilasi saringan arang.
Antoine Lavoisier menggambarkan bahwa (Bio)etanol adalah senyawa yang terbentuk dari karbon, hidrogen dan oksigen. Pada tahun 1808 Nicolas-Théodore de Saussure dapat menentukan rumus kimia etanol. Limapuluh tahun kemudian (1858), Archibald Scott Couper menerbitkan rumus bangun etanol. Dengan demikian etanol adalah salah satu senyawa kimia yang pertama kali ditemukan rumus bangunnya. Etanol pertama kali dibuat secara sintetis pada tahu 1829 di Inggris oleh Henry Hennel dan S.G.Serullas di Perancis. Michael Faraday membuat etanol dengan menggunakan hidrasi katalis asam pada etilen pada tahun 1982 yang digunakan pada proses produksi etanol sintetis hingga saat ini.
Pada tahun 1840 etanol menjadi bahan bakar lampu di Amerika Serikat, pada tahun 1880-an Henry Ford membuat mobil quadrycycle dan sejak tahun 1908 mobil Ford model T telah dapat menggunakan (bio)etanol sebagai bahan bakarnya. Namun pada tahun 1920an bahan bakar dari petroleum yang harganya lebih murah telah menjadi dominan menyebabkan etanol kurang mendapatkan perhatian. Akhir-akhir ini, dengan meningkatnya harga minyak bumi, bioetanol kembali mendapatkan perhatian dan telah menjadi alternatif energi yang terus dikembangkan.
Bioetanol, Etanol, Alkohol
Etanol disebut juga etil-alkohol atau alkohol saja, adalah alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, hal ini disebabkan karena memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar pada minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol lainnya. Sedangkan bioetanol adalah etanol (alkohol yang paling dikenal masyarakat) yang dibuat dengan fermentasi yang membutuhkan faktor biologis untuk prosesnya. Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang lebih luas lagi. Jadi untuk seterusnya, dalam tulisan ini penggunaan istilah alkohol tidak akan digunakan lagi untuk menghilangkan ambiguitas.
Rumus Kimia
(Bio)Etanol sering ditulis dengan rumus EtOH. Rumus molekul etanol adalah C2H5OH atau rumus empiris C2H6O atau rumus bangunnya CH3-CH2-OH. (Bio)Etanol merupakan bagian dari kelompok metil (CH3-) yang terangkai pada kelompok metilen (-CH2-) dan terangkai dengan kelompok hidroksil (-OH). Secara umum akronim dari (Bio)Etanol adalah EtOH (Ethyl-(OH))
Proses produksi
Langkah dasar yang dibutuhkan untuk memproduksi etanol adalah fermentasi jamur khamir, distilasi, dehidrasi, dan denaturasi. Sebelum dilakukan fermentasi, beberapa tanaman membutuhkan hidrolisis karbohidrat seperti selulosa dan amilum menjadi gula. Hidrolisis selulosa disebut sebagai selulosis. Enzim digunakan untuk mengubah amilum menjadi gula. 
- Fermentasi
Etanol diproduksi dengan cara fermentasi mikroba pada gula. Fermentasi mikroba saat ini hanya bisa dilakukan langsung pada gula. 2 komponen utama dalam tanaman, amilum dan selulosa, dua-duanya terdiri dari gula dan bisa diubah menjadi gula melalui fermentasi. Sekarang ini, hanya gula (contohnya tebu) dan amilum (contohnya jagung) yang masih bernilai ekonomis jika dikonversi. 
- Distilasi
Jika etanol ingin digunakan sebagai bahan bakar, maka sebagian besar kandungan airnya harus dihilangkan dengan cara distilasi. Tingkat kemurnian etanol setelah didistilasi masih sekitar 95-96%. (masih ada kandungan airnya 3-4%). Campuran ini dinamakan etanol hidrat dan bisa digunakan sebagai bahan bakar, tapi tidak bisa dicampur sama sekali dengan bensin. Jadi, biasanya kandungan air dalam etanol hidrat dibuang habis terlebih dahulu dengan pengolahan lainnya sehingga baru bisa dicampurkan dengan bensin. 
- Dehidrasi
Pada dasarnya ada 5 tahap proses dehidrasi untuk membuang kandungan air dalam campuran etanol azeotropik (etanol 95-96%). Proses yang pertama, yang sudah digunakan di banyak pabrik etanol sejak dulu, adalah proses yang disebut distilasi azeotropik. Distilasi azeotropik dilakukan dengan cara menambahkan benzena atau sikloheksana ke dalam campuran. Ketika zat ini ditambahkan, maka akan membentuk campuran azeotropik heterogen. Hasil akhirnya nanti adalah etanol anhidrat dan campuran uap dari air dan sikloheksana/benzena. Ketika dikondensasi, uap ini akan menjadi cairan. Metode lama lainnya yang digunakan adalah distilasi ekstraktif. Metode ini digunakan dengan cara menambahkan komponen terner dalam etanol hidrat sehingga akan meningkatkan ketidakstabilan relatif etanol tersebut. Ketika campuran terner ini nantinya didistilasi, maka akan menghasilkan etanol anhidrat.
Saat ini penelitian juga sedang mengembangkan metode pemurnian etanol dengan menghemat energi. Metode yang saat ini berkembang dan mulai banyak digunakan oleh pabrik-pabrik pembuatan etanol adalah penggunaan saringan molekul untuk membuang air dari etanol. Dalam proses ini, uap etanol bertekanan melewati semacam tatakan yang terdiri dari butiran saringan molekul. Pori-pori dari dari saringan ini dirancang untuk menyerap air. Setelah beberapa waktu, saringan ini pun divakum untuk menghilangkan kandungan air di dalamnya. 2 tatakan biasanya digunakan sekaligus sehingga ketika satu sedang dikeringkan, yang satunya bisa dipakai untuk menyaring etanol. Teknologi dehidrasi ini diperkirakan dapat menghemat energi sebesar 3.000 btus/gallon (840 kJ/L) jika dibandingkan dengan distilasi azeotropik.

[image[27].png]

Penggunaan
Penggunaan bioetanol sebagai bahan bakar kendaraan bermotor bervariasi antara blend hingga bioetanol murni. Bioetanol sering disebut dengan notasi “Ex”, dimana x adalah persentase kandungan bioetanol dalam bahan bakar. Beberapa contoh penggunaan notasi “Ex” antara lain:
  1. E100, bioetanol 100% atau tanpa campuran
  2. E85, campuran 85% bioetanol dan bensin 15%
  3. E5, campuran 5% bioetanol dan bensin 95%
Pertamina telah menjual biopremium (E5) yang mengandung bioetanol 5% dan premium 95%. Bahan bakar E5 dapat digunakan pada kendaraan yang menggunakan bensin (gasoline) standar, tanpa modifikasi apapun. Namun, bahan bakar E15 ke atas atau persentase bioetanol lebih dari 15% harus memanfaatkan kendaraan dengan tipe Flexible-Fuel Vehicle. Brazil sebagai salah satu negara yang menggunakan bioetanol terbesar di dunia, telah mengadopsi bahan bakar E100, dimana kandungan bioetanol 100%.
Bioetanol dengan kandungan 100% memiliki nilai oktan (octane) RON 116 – 129, yang relatif lebih tinggi dibandingkan bahan bakar premium dengan nilai oktan RON 88. Karena nilai oktan yang tinggi, bioetanol dapat digunakan sebagai pendongkrak oktan (octane booster) untuk bahan bakar beroktan rendah. Nilai oktan yang lebih tinggi pada bioetanol juga berpengaruh positif terhadap efisiensi dan daya mesin.
Penggunaan bahan bakar E10 dan E20 memiliki performa (power dan force) yang lebih baik untuk mesin, seperti tercantum dalam tabel pengujian berikut: 

 [image[73].png]
Sumber: Lab BTMP-BPPT, 2006
 
Sayangnya untuk menghasilkan power dan force yang lebih tinggi, dibutuhkan bahan bakar E20 dalam jumlah lebih banyak per jam relatif terhadap Pertamax. Untuk nilai fuel consumption / power bahan bakar pertamax memberikan hasil yang terbaik diikuti oleh E20 dan E10. Secara umum, pencampuran premium dengan bioetanol memberikan dampak yang baik bagi performa mesin.
Emisi
Penggunaan bioetanol juga mampu mengurangi emisi gas beracun (CO dan HC) yang umum ditemukan pada pembakaran bensin. Hal tersebut disebabkan oleh air-fuel ratio yang lebih baik pada bioetanol sehingga menyebabkan pembakaran bahan bakar yang lebih sempurna. Namun sayangnya justru emisi NOx lebih tinggi dibandingkan pembakaran bahan bakar premium.

[image59[1].png]
 sumber: Reksowardojo, 2006
 
Selain emisi gas beracun, emisi karbon dioksida (greenhouse gas) juga menjadi perhatian utama dalam pemilihan bahan bakar yang ramah lingkungan. Pembakaran bioetanol E100 akan menghasilkan sekitar 1.5 kg gas rumah kaca, sedangkan pembakaran 100% oktana (octane) menghasilkan sekitar 2.1 kg gas rumah kaca. Menurut data EPA (Environmental Protection Agency) pembakaran 1 Liter bensin akan menghasilkan sekitar 2.3 kg gas karbon dioksida.

Daftar emisi karbon dioksida pada pembakaran bahan bakar secara sempurna diringkas sebagai berikut:

[image51[1].png]
sumber: Panji Tri Atmojo, 2010
 
Dalam bentuk persentase, pembakaran bioetanol (E100) mengurangi sekitar 45% emisi karbon dioksida dibandingkan pembakaran oktana. Namun perbandingan emisi pembakaran E10 terhadap oktana hanya menghasilkan penghematan sekitar 4%, angka yang kurang signifikan untuk mengurangi efek gas rumah kaca.


[image65[1].png]
Sumber: Panji Tri Atmojo, 2010